Cerpen : The Seal (Chapter 1 - First Meet)


Chapter 1 – First Meet

Spring, March 5th 2012

Hari ini adalah hari pertamaku masuk ke SMA Sakura, aku berharap aku bisa melewati hari – hariku dengan tenang seperti waktu SMP dulu. Aku menyusuri jalan menuju ke sekolahku. Melewati daerah perbelanjaan kota kecil di daerah tempat aku tinggal.

“Selamat pagi Shiro-chan, mau ke sekolah ya?” sapa bibi yang sedang menata buah-buahan di tokonya.

“Selamat pagi bibi. Iya, hari ini adalah hari pertamaku masuk ke SMA Sakura.” Jawabku sambil memberikan senyuman ke bibi Maki seorang penjual buah yang akrab dengan keluargaku.

“Kalau begitu makanlah buah ini untuk menemanimu di perjalanan menuju sekolahmu. Semangat ya Shiro-chan!” ucap bibi itu dengan kedua tangannya yang memegang 2 buah apel yang masih merah.

“Terimakasih bi, aku berangkat dulu ya. Aku tidak mau terlambat di hari pertamaku. Sampai jumpa lagi bi..!” ucapku sambil memegang kedua buah apel yang diberikan bibi kepadaku lalu memasukkannya kedalam tasku dan berlari menuju sekolahku yang tidak jauh beberapa meter dari daerah perbelanjaan.

Sesampainya di depan sekolah akupun melangkahkan kakiku untuk pertama kalinya masuk ke sekolah ini sebagai murid.

“Akhirnyaaa.. Aku berhasil masuk kesekolah ini! Senangnyaaa… ah!”

BRUKK!

Tubuhku jatuh terduduk di tanah, sepertinya ada yang menabrakku dari belakang tanpa sengaja. Ketika aku menatap ke atas terlihatlah seseorang berambut hitam pendek mengulurkan tangannya.

“Butuh bantuan?” Tanya seseorang itu sambil mengulurkan tangannya. Dengan cepat ku raih tangannya dan berdiri lalu membersihkan rok ku.

“Kau tidak apa – apa? Ada yang terluka? Maaf, ku kira aku terlambat hari ini.” ucapnya sambil tersenyum dan meminta maaf padaku.

“Ah, tidak apa – apa. Aku baik – baik saja..” jawabku agak kesal karena ditabrak olehnya.

“Namaku Murasaki. Murasaki Negishi kelas 2-B. Siapa namamu?”

“Shiro. Shiro Mori. Aku murid baru.” Jawabku lalu pergi meninggalkannya menuju loker sepatu dan mengganti sepatuku.

‘Menyebalkan sekali orang itu. Ini kan baru jam 7 mana mungkin dia terlambat pada jam sekarang ini.’ Gumamku agak kesal lalu pergi meninggalkan loker menuju lorong sekolah.

DUKK!

“Ah! Maaf, maaf aku tidak se…” ketika ku menatap orang itu ternyata itu Negishi-san.

“Negishi-san? Sejak kapan kau ada disini?” tanyaku sambil terheran – heran dengannya.

“Sepertinya takdir yang mempertemukan kita ya? Sekarang kita impas okay?” ucapnya santai.

“Bagaimana kau bisa sampai sini dengan cepat?!” tanyaku dengan penuh penasaran.

“It’s a secret. Yang penting kita sudah impas. Aku menabrakmu, kau menabrakku. Ja, matta ne” ucapnya lalu pergi meninggalkanku dan menaiki tangga.

‘Bagaimana bisa dia berpindah tempat dengan cepat? Apakah dia seorang pesulap? Tidak mungkin!’ gumamku di koridor lalu masuk kedalam kelasku.

Didalam kelasku banyak murid yang saling memperkenalkan dirinya kecuali aku. Aku memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela kelas yaitu tempat duduk barisan ke-5 nomor 4. Hampir paling belakang tetapi aku suka duduk ditempat ini karena suasananya yang nyaman dan aku bisa melihat ke arah lapangan sekolah.

Tiba – tiba seorang anak perempuan rambut pirang yang terurai panjang duduk didepan tempatku dan dia memberikanku senyuman lalu menyapaku.

“Selamat pagi” ucapnya setelah mengaitkan tasnya disebelah kanan mejanya.

“Ah, selamat pagi juga..” balasku.

“Perkenalkan namaku Midori Kanagawa dari SMP Hanaguchi, salam kenal” ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

“Aku Shiro Mori, salam kenal juga” balasku lagi sambil menjabat tangannya.

“Pita yang bagus, aku suka!” ucapnya sambil menunjuk ke pita pink yang terikat dirambutku.

“Terimakasih banyak. Pita ini kudapatkan dari ayahku di ulang tahunku yang ke-15.” Ucapku sambil tersipu malu dan merapihkan ikatan rambut dikepala kananku.

“Wah pasti sangat berharga ya. Oh iya ngomong – ngomong nanti akan ada upacara penerimaan murid baru. Kudengar ketua OSIS-nya tampan sekalii!!” ucapnya dengan sangat gembira.

“Ah, hahaha aku tidak tertarik dengan…”

TENG-TONG-TENG-TOONG…

Perhatian bagi para murid baru sekalian. Diharapkan menuju ke aula utama karena upacara akan segera dimulai. Sekali lagi bagi para murid baru diharapkan untuk menuju ke aula utama. Terimakasih.”

“Nah Shiro-chan, ayo kita pergi bersama. Aku sudah tidak sabar melihat pangerankuu!!” ucapnya lalu menarik tanganku keluar kelas dengan terburu – buru.

“H-hei tungguuu!!” teriakku sambil mengikuti langkahnya yang cepat karena tanganku terus digenggamnya.

Setibanya di aula utama, kami berbaris berdampingan ditengah barisan para murid dan ternyata yang ku lihat diatas panggung itu adalah Negishi-san.

“Negishi-san…” ucapku pelan sambil kaget melihatnya berdiri disebelah kepala sekolah.

“Kau kenal ketua OSIS itu?! Siapa namanya??! Ayoo beri tahu akuu!!” ucapnya dengan sangat antusias dan akupun hanya terdiam.

“Shiro-chaaann??? Apa kau mendengarkuu?” sambil melambaikan tangannya didepan wajahku.

“Dia Negishi-san. Murasaki Negishi, dia menabrakku tadi pagi dilapangan. Orang itu menyebalkaan” ucapku dengan penuh kesal.

“Ooohh!!! Kau sudah bertemu dengannya sedekat ituu??!” ucapnya kaget seakan tidak percaya dengan apa yang aku katakan.

‘Kenapa aku selalu terlibat dengan orang aneh?? Dulu waktu SMP aku punya teman yang hobi mengoleksi action figure. Sekarang aku berteman dengan Midori yang menyukai seorang ketua OSIS..’ pikirku sambil mengikuti upacara sampai selesai.

Setelah upacara selesai, aku dan Midori kembali ke kelas dan duduk ditempat masing – masing menunggu guru kami masuk kedalam kelas.

“Shiro-chan, apa kau punya rencana setelah pulang sekolah nanti?” Tanya Midori kepadaku yang sedang mencoret – coret buku kosong ku.

“Tidak ada. Kenapa?”

“Setelah pulang sekolah nanti mampir kerumahku yuk? Kau mau?”

“Ah, boleh juga. Baiklah aku mau”

“Hei sensei datang, sensei dataang!” ucap salah satu murid laki – laki berkacamata lalu ia duduk ditempatnya. Bersamaan dengan itu kelas pun dimulai. Aku pun mengikuti pelajaran sampai waktu menunjukkan pukul 01.00 PM di jam tangan digitalku.

Bel sekolah berbunyi menandakan waktu sekolah sudah usai. Aku merapihkan buku dan alat tulisku lalu pulang bersama Midori menuju ke rumahnya.

“Midori-chan, aku mau menelpon ibuku dulu. Aku mau mengabarinya kalau aku akan pulang telat.” Ucapku seraya sambil mengeluarkan handphoneku lalu menelpon ibuku sambil berjalan bersama Midori menuju kerumahnya.

Sesampainya dirumah Midori aku melepaskan alas kakiku dengan mataku yang melirik disetiap sudut rumahnya.

“Kemana ibumu?” tanyaku dengan heran.

“Ibuku bekerja, dia akan pulang malam nanti.” Jawabnya lalu langsung masuk kedalam salah satu ruang tamu.

“Jadi kau selalu sendirian tiap hari?” tanyaku lagi lalu duduk disofa ruang tamunya.

“Tidak setiap hari. Terkadang ibuku pulang dari kantor pada sore hari. Kadang – kadang hari minggu ibuku tidak bekerja. Kau mau minum apa?”

“Um, apa saja boleh” jawabku sambil menatap tiap sudut ruangannya tak henti-hentinya
.
Pada akhirnya kami menikmati waktu bersama sampai jam 5 sore. Tiba waktuku untuk pulang kerumah. Setelah berpamitan dengan Midori, aku menyusuri setiap jalan yang ku lewati. 

Ketika melewati sebuah taman kecil aku melihat ada seorang laki – laki bertudung jaket hitam duduk dikursi taman sambil menebar makanan burung ditengah kerumunan burung. Lalu aku berdiri didepan taman sambil memandang ke arahnya. Tiba – tiba orang tersebut melihatku.

‘Sepertinya orang itu menyadari keberadaanku, aku harus cepat – cepat pulang’ gumamku lalu pergi dari taman dan berjalan cepat. Semakin cepat ku berjalan orang itu terus mengikutiku. Lalu aku berlari dan orang itu ikut berlari juga mendekatiku. Aku pun terus berlari menyeberangi jalan dan berhenti ditengah jalan karena melihat truk yang melaju kencang kearahku.

‘Apakah ini akhir untukku? Apakah aku harus berakhir sampai sini?’ gumamku sambil ketakutan. Tangan dan kakiku tidak dapat bergerak. Semua anggota tubuhku terasa kaku, dan akhirnya akupun memejamkan mataku sekuat mungkin. Dan..

SATS!!

‘Apa ini? Tubuhku terasa diangkat oleh seseorang. Apa aku sudah mati?’ dengan perlahan aku membuka mataku sedikit demi sedikit kemudian terlihatlah wajah seorang laki – laki menggunakan jaket hitam menggendongku layaknya seorang putri dengan kaki setengah berlutut dan bola mata yang berwarna kuning.

Finally, I got you. Don’t worry you are safe with me.” Ucap lelaki tersebut menggunakan bahasa inggris yang kurang ku pahami.

Akupun hanya termenung memandangnya sambil bingung dan terkejut. Aku bingung karena dari wajahnya tampak kalau dia itu orang Jepang. Tapi kenapa dia menggunakan bahasa inggris? Dan aku juga terkejut, bukankah orang ini yang kulihat tadi di taman? Akupun segera berdiri dan masih terus memandangnya.

“Kau tidak apa – apa?” Tanya orang itu. Kali ini Ia menggunakan bahasa jepang.

“Um, aku tidak apa – apa. Hanya sedikit terkejut” ucapku sambil tertunduk malu.

“Lain kali jika kau masih sayang dengan nyawamu, jangan sia – siakan nyawamu.” ucapnya dengan nada datar.

“Baiklah terimakasih, aku akan lebih berhati – hati lagi. Um, ngomong – ngomong siapa namamu?” tanyaku kepadanya dan ketika ku mengarahkan pandanganku ke sampingku lelaki tersebut sudah tidak ada.

“Hah?! Hilang??! Jangan – jangan dia…. HANTUUUU!!!” teriakku sambil berlari sekencang mungkin menuju kerumahku.


Ditulis Oleh : Unknown ~ WhiteKingdom

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul Cerpen : The Seal (Chapter 1 - First Meet) yang ditulis oleh The White Kingdom
Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini tanpa seijin Author.

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di The White Kingdom

1 komentar:

Back to top